Waktu Tetap Beranjak
Senja itu, mama memintaku mencabuti ubannya,
Dengan banyak alasan ku enggani pintanya,
Tapi mama tetap memaksa,
Dengan enggan kuturuti maunya.
Ketika ku buka ikat rambutnya,
Kulihat rambutnya tak lagi hitam legam,
Rambut putih itu hampir memenuhi seluruh kepala,
Ku bilang, ma rambutku mau dicat nih. Mama mau ikut ga?
Mama hanya mengangguk
Esoknya ku warnai rambut mama,
Rambut putihnya tak lagi terlihat,
Ku tersenyum, mama terlihat lebih muda,
Cantik
Beberapa minggu kemudian kulihat lagi rambut mama,
Catnya sudah tak terlihat, digantikan rambut putih
Dan baru kusadari,
Mama sudah menua,
Raganya tak lagi sekuat dulu,
Tapi cintanya tak lekang oleh waktu
Sekuat apapun aku menipu diriku, menganggap mama tetap seperti dulu, tapi waktu tak pernah berbohong, mama tetap menua dan aku berharap mama tetap membersamaiku hingga aku siap untuk mama tinggalkan.
Dengan cinta,
Arci-
Dengan banyak alasan ku enggani pintanya,
Tapi mama tetap memaksa,
Dengan enggan kuturuti maunya.
Ketika ku buka ikat rambutnya,
Kulihat rambutnya tak lagi hitam legam,
Rambut putih itu hampir memenuhi seluruh kepala,
Ku bilang, ma rambutku mau dicat nih. Mama mau ikut ga?
Mama hanya mengangguk
Esoknya ku warnai rambut mama,
Rambut putihnya tak lagi terlihat,
Ku tersenyum, mama terlihat lebih muda,
Cantik
Beberapa minggu kemudian kulihat lagi rambut mama,
Catnya sudah tak terlihat, digantikan rambut putih
Dan baru kusadari,
Mama sudah menua,
Raganya tak lagi sekuat dulu,
Tapi cintanya tak lekang oleh waktu
Sekuat apapun aku menipu diriku, menganggap mama tetap seperti dulu, tapi waktu tak pernah berbohong, mama tetap menua dan aku berharap mama tetap membersamaiku hingga aku siap untuk mama tinggalkan.
Dengan cinta,
Arci-
Komentar
Posting Komentar