Jalan Jalan Sambil Mengingat Sosok Inggit Garnasih plus Bocoran Novel Soekarno : Kuantar Ke Gerbang

Jalan Jalan Sambil Mengingat Sosok Inggit Garnasih




Inggit Garnasih mewujudkan kasih ibu yang hilang, yang tidak ia nikmati sebelumnya. Ia kekasih satu satunya yang mencintai Soekarno tidak karena harta dan takhtanya, yang memberi dan tak meminta kembali, serta satu satunya yang pernah menemani Soekarno dalam kekurangan dan kesusahan. - S.I Poeradisastra

Bagi para penggemar sosok Bung Karno pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Inggit Garnasih. Namun bagi beberapa orang yang hanya mendengar namanya melalui perkataan Guru sejarah, pasti akan kebingungan ketika ditanya ‘Inggit Garnasih istri ke berapanya Soekarno?’. Sama seperti halnya yang dialami saya dahulu.

Maka dari itu izinkan saya sedikit bercerita mengenai bagaimana saya bisa menemukan novel ini, dan mengenal sosok Inggit Garnasih.

Suatu hari saya mengunjungi rumah kerabat di daerah Tegalega, Bandung, lalu tak sengaja melewati sebuah rumah dengan tulisan, RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH. Sedikit penasaran, akhirnya saya bertanya kepada kerabat, “Bu Inggit itu istri ke berapanya?” dan beliau hanya menggeleng. Karena penasaran akhirnya saya masuki rumah itu.

Ternyata itu adalah sebuah rumah peninggalan, dimana sosok Inggit Garnasih menghabiskan masa tuanya hingga menghembuskan napas terakhirnya. Rumah itu adalah rumah Soekarno-Inggit yang hancur karena peristiwa Bandung lautan api dan dibangun kembali. Disana, saya banyak berbincang dengan pemandunya. Siapa sih Inggit Garnasih itu? bagaimana sosoknya dalam membentuk Bung Karno. Dan bagaimana kehidupannya setelah tak lagi hidup bersama dengan Singa Podium itu. karena kurang puas dengan penjelasannya, saya memutuskan untuk googling. Lalu bertemulah saya dengan novel ini, beberapa orang telah mereviewnya. Tapi saya ingin menceritakan, ah atau lebih tepatnya pengalaman saya ketika saya membaca novel ini.



Wanita mana yang habis manis sepah diludahkan masih mendo’akan bekas suaminya supaya selamat didunia dan diakhirat? – S.I Poeradisastra

Pertama baca, saya melewatkan Kata Sambutan, Pengantar, dan Sekapur Sirih dari novel itu, karena merasa itu gak akan mempengaruhi cerita kedepannya. Padahal ketika saya baca ulang, ketiga bab itu mempunyai rasanya sendiri, yang menggelitik dalam hati. Diawal membaca, saya sedikit mengantuk hehe. Karena gaya Bahasa yang penulis sampaikan mengikuti zamannya, sedikit tua. Alurnya pun lambat, bahasan awalnya hanya seputar politik dan kehidupan jamu menjamu tamu. Untuk pecinta roman seperti saya, ini akan sangat membosankan. Eits tapi jangan ditinggalkan dulu.

Untuk mengatasi itu, saya memutuskan untuk tidak membacanya sekaligus. Butuh beberapa bulan untuk saya bisa menyelesaikan cerita ini. Jujur, bahkan sampai sekarang pun saya tidak berani membaca bab bab terakhirnya. Terlalu menyakitkan. Diawal cerita, saya terlalu terbawa alur bagaimana perjuangan seorang Inggit Garnasih untuk Soekarno, bagaimana ia benar benar menjadi seorang perempuan dengan sebenarnya. Perempuan yang menempa dan membentuk sosok Soekarno.


Inggit telah menunjukan dirinya sebagai sosok perempuan. Kata perempuan berasal dari kata ‘empu’ yang artinya ‘orang yang menempa dan membentuk’ – Tito Zeni Asmara Hadi

Inggit adalah perpaduan yang diinginkan Soekarno, Ia adalah sosok Ibu, kekasih, dan kawan. Sosok pemberi naungan ketika Soekarno lelah berpidato kesana kemari. Ia juga menjadi sosok yang selalu menemani Soekarno hingga ke pengasingan. Kesetiaannya tak usah diragukan.

8 bulan Soekarno di tahan di Banceuy, setiap hari Inggit menjenguknya. Meski awal awal, ia tak diperbolehkan untuk bertemu, ia tak patah arang. Berbagai cara ia coba sampai akhirnya setelah 2 bulan,  ia bisa bertemu dengan suaminya, melepas rindunya. Inggit bahkan rela melakukan berbagai cara agar perutnya kempes sehingga naskah pesanan Soekarno bisa tersimpan di balik kebayanya. Dan tersampaikan dengan aman kepada Soekarno.

 Inggit benar benar membawa Soekarno ke depan gerbang kemerdekaan, tapi sayangnya ia tak ikut memasuki gerbang itu, menyakitkan memang. Tapi inilah takdirnya, tak ada satupun yang Inggit sesali. Tak lagi hidup bersama dengan Soekarno Inggit tinggal bersama anak angkatnya. Ia dikelilingi orang orang baik, sehingga ia tak sendirian.

Inggit adalah sosok kembang, bunga yang wanginya menyerbak. Keelokannya menyilaukan mata, dan memikat siapapun yang melihatnya. Ia bukan sosok berpendidikan, tapi ia sosok yang berjiwa besar. Cintanya tanpa pamrih. Ia sosok Khadijah, bedanya Nabi Muhammad SAW mendapinginya hingga akhir hayat, ia tidak.

Di cerita ini, kawan kawan akan dibawa pada episode episode kehidupan mereka. Emosi naik dan turun, akan kawan kawan dapatkan, seperti naik roller coster. Sampai akhirnya ketika cerita ini berakhir, saya harap kawan kawan merasakan emosi yang disampaikan penulis.

Oh iya, dari tadi pertanyaan saya belum di jelaskan ya? Ituloh pertanyaan 'Bu Inggit istri ke berapanya?'

Jadi, ibu Inggit adalah istri keduanya bung Karno. Istri pertamanya adalah Bu Utari, putri dari ketua SI, HOS Tjokroaminoto. Keduanya resmi berpisah karena memang tidak saling menyukai, mereka hanya menganggap saudara satu sama lain. Kalau zaman sekarang, mungkin disebutnya adik kakak zone, he. Ibu Inggit resmi berpisah karena alasan bung Karno ingin memiliki keturunan, dan tak bisa di berikan oleh bu Inggit.

Sebenarnya, Bung Karno tidak berniat menceraikan, tapi bu Inggit tidak ingin dimadu dan itu adalah pendiriannya, karena itu ia memilih mundur. Bung Karno menceraikan Bu Inggit ketika mereka di Pegangsaan timur, Jakarta. Dan mengembalikannya ke Bandung, tempat kelahiran bu Inggit.

  Kehormatanku lebih berharga daripada Istana. - Inggit Garnasih 
****

Ini review bukan? Apapun itu terserah kawan kawan ingin menganggapnya apa.

Untuk membeli buku itu, saya tidak tahu apa masih diterbitkan di toko buku seperti Gramedia atau tidak. Saya membelinya online, di bukalapak. Kawan kawan bisa mencoba mencarinya jika tertarik.

Untuk Rumah Bersejarah Inggit Garnasih beralamat di Jl. Inggit Garnasih No. 174 / Jl. Ciateul No. 8 Bandung. Rumah ini sebenarnya bagian dari museum nasional Sri Baduga, pengelolaannya pun sama. Jika kawan kawan ingin berkunjung dan memaknai sejarah, boleh di datangi. Selamat berkelana 

Ketika kawan kawan masuk ke rumah Inggit Garnasih, kawan kawan bisa minta brosurnya. Disana ada timeline hidup seorang Inggit Garnasih. Yang bisa kawan kawan pelajari.



Komentar

Postingan Populer