Perkara Nikah

Berat banget ya bahasannya tentang nikah, padahal sendirinya belum nikah wkwk. Gak masalah ya, ini kan pendapat pribadi.

Tulisan ini terjadi akibat terlalu banyak melihat teman teman yang menikah di usia muda (kisaran 18 – 20), mungkin itu gak terlalu muda dan sah sah aja di mata hukum. Tapi yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pengantin itu memandang sebuah pernikahan.
Perihal pernikahan mungkin terlalu berat bagi sebagian orang. Kebanyakan orang, mungkin lebih mengutamakan kariernya di banding pernikahan yang bersifat mengekang. Namun, gak banyak juga orang yang menginginkan pernikahan demi sebuah kesenangan.
Saya dikelilingi orang yang telah berumah tangga, orang tua sampai kakak sendiri. Dan setelah saya teliti, biduk rumah tangga itu gak semudah mempersiapkan acara resepsi.
Kebanyakan dari teman teman setelah mendapat lamaran dari sang calon pria, pasti menulis ‘Semoga lancar sampai hari H’. Yang jadi pertanyaannya adalah, hari H itu kapan? Apakah hari H itu adalah hari resepsi di selenggarakan? Ataukah hari kematian? Pasti kebanyakan orang menganggap hari H itu adalah hari resepsi. Benar? Jika iya, sepertinya kamu keliru.
Pernikahan itu bukan hanya soal resepsi yang megah yang lancar. Kelancaran suatu resepsi belum menjamin pernikahan itu lancar. Menghabiskan uang demi satu hari resepsi, plis deh hari hari kalian setelah resepsi itu masih jauh dan panjang. Dan kalian ngabisin duit kalian Cuma demi satu hari aja?
Lagi, menikah itu bukan soal usia. Tapi soal mental, kamu siap apa enggak. Siap enggak kamu jadi ibu? Jadi istri? Ayah? Suami? Itu bukan perkara mudah. Banyak perceraian terjadi di usia 30an, kenapa? Karena mereka gak siap. Diimulai dari masalah ekonomi hingga pihak ketiga.
Belum lagi, kamu bakal tinggal satu atap, satu kamar sama pasanganmu. Yang pastinya kamu akan mengenali pasanganmu lebih dalam lagi. Pasti banyak hal baru yang baru kamu ketahui, entah memang di sembunyikan atau kamu gak mau tahu. Mulai dari bangun tidur lihat muka dia lagi dia lagi, sampai kebiasaan kebiasaan jorok pasanganmu. Belum lagi, yang biasanya kamu lihat si cewek selalu menarik dengan make up dan baju baju modisnya, kini kamu harus terbiasa dengan daster dan muka bantalnya.
Iya, nikah itu bukan soal usia. Dan jika diusia itu kamu memang udah siap lahir dan batin, lanjutkan aja. Daripada terjerumus kan? Tapi jika masih ada satu titik aja keraguan, kamu pikir ulang. Nikah itu bukan Cuma senang senang aja, bukan Cuma ngelepasin nafsu birahi aja. Tapi nikah itu jauh dari itu.
Camkan dalam hati, kamu nikah sekali untuk seumur hidup. Jangan sia siakan hidup kamu untuk sesuatu yang hanya sesaat. Jangan mentang mentang teman teman kamu menikah, kamu jadi kepingin. Jangan karena di kejar usia, kamu asal comot aja, yang penting nikah dan gak dinyinyirin orang. Jangan. Nikah kalau kamu emang siap. Nikah kalau kamu sreg sama pasangan kamu, yang bisa mendampingi kamu sampai akhir hayat, kalau bisa sampai akhirat.

Dan buat teman teman yang hendak menikah, semoga pernikahnnya menjadi ladang amal untuk keduanya. Semoga pernikahannya bisa menjadi pernikahan sekali seumur hidup. Dan semoga kalian menjadi orangtua yang baik.

Salam rindu,
Senja


Komentar

Postingan Populer