Untuk Bapak

Gak adil rasanya kalau hanya membahas mama saja dalam tulisanku di blog ini. Maka dari itu, ku bagikan sedikit kisahku tentang Bapak.

Bapak, aku tahu usia mu telah menua. Tapi ku percaya cinta mu kan selalu membara.
Bapak, aku bukan penyair hebat yang mampu membuat tulisan yang membuatmu terharu pilu. Aku hanya aku, anak bungsumu yang selalu membuatmu naik darah. Yang selalu mencari gara- gara padamu.
Bapak, sayangku padamu mungkin tak sebesar sayangku pada mama,entah karena apa. Apa mungkin karena aku melihat mama yang berjuang mati – matian sedang engkau hanya berdiam diri?
Bapak, kau tahu bagaimana nasib menjadi anak bungsu? Mereka selalu mengiri pak, katanya anak bungsu selalu ditimang, dimanja. Padahal menurutku mereka bohong pak. Jadi anak bungsu gak enak. Aku hanya mendapatkan sisa sisa dari kalian. Sisa usia kalian, sisa tenaga kalian, sisa cinta kalian, bahkan sisa hidup kalian.
Jika aku boleh memilih, aku ingin menjadi anak sulung pak. Agar aku selalu dinanti hadirnya. Agar aku bisa melihat wajah bahagia kalian ketika melihatku lahir.
Pak, maafkan aku yang tak bisa membalas jasa – jasa mu. Yang bisa ku lakukan hanya meminta pada-Nya agar selalu menyayangi mu lebih baik dariku. Agar Ia selalu memberimu kebahagiaan disetiap langkahmu. Dan agar Ia selalu membersamaimu disetiap inchi hidupmu.
Oh iya Pak, Bapak ingin namamu disimpan diakhir namaku bukan? Nanti ya Pak, akunya jadi orang dulu. Biar bapak gak malu punya anak yang gak bisa ngapa-ngapain.


Salam sayang,

               Anakmu

Komentar

Postingan Populer